Belajar Lebih Cepat

Source: KwikLearning Eps 01

jimkwik

Metode ajar yang digunakan Jim Kwik pada dasarnya adalah dengan menggunakan singkatan. Di episode pertama, Jim membahas mengenai bagaimana mempelajari sebuah subjek dengan lebih cepat. Jim menyarankan 4 metode penting dengan singkatan:

F.A.S.T

Forget (Lupakan)

  • Lupakan apa yang kamu tahu tentang subjek tersebut ==> kamu tidak bisa mengisi gelas yang sudah penuh, jika dipaksakan maka akan tumpah
  • Lupakan apa yang terjadi di sekitarmu supaya kamu fokus belajar. Jangan mencoba untuk multitasking..!!
  • Lupakan semua keterbatasan kamu. Memorimu tidak paten seperti nomor sepatumu

Active (Aktif)

  • Aktif dan terlibat dalam proses belajar. Jangan hanya jadi penerima informasi, harus ada aktivitas yang kamu lakukan
  • Bertanya, mencatat
  • Tuliskan di social media apa yang kamu dapat dari hasil belajar, sehingga orang lain juga ikut belajar

State (Kondisi)

  • Kondisikan tubuh, tempat, dan emosi kamu untuk belajar
  • Kondisikan postur, ketertarikan terhadap subjek, keinginan untuk menguasai materi.
  • Informasi + Emosi ==> Memori jangka panjang

Teach (Ajarkan)

  • Belajarlah dengan tujuan untuk mengajarkan, sehingga akan meningkatkan fokus
  • Ajarkan kembali, sehingga kamu setidaknya sudah mempelajari subjek tersebut 2 kali

 

Melihat Lebih Dalam

beach blur clouds dawn

Photo by Pixabay on Pexels.com

Pernah ga kamu ngerasa jatuh se jatuh-jatuhnya, ga tau gimana caranya bangkit? Segala upaya sudah kamu lakukan tapi selalu muncul rintangan baru yang memaksa kamu menyerah. Seolah-olah semesta membencimu dan bersekongkol menjatuhkanmu? Kamu menyadari kesalahanmu dan kamu sudah lakukan semua yang sanggup kamu pikirkan untuk memperbaikinya, namun semesta seolah-olah menghukummu dengan menjatuhkanmu berkali-kali sampai kamu kehilangan seluruh energimu?

Well, 3 minggu lalu saya berada di situasi itu. Sampai sempat bertanya: Ya Tuhan, kenapa pertolonganMu tak kunjung datang?

Dalam upaya mencari solusi dan keluar dari keterpurukan, saya mencoba bertanya pada mahadewa informasi bagi manusia millenial, Google. Sangat haus dengan ilmu disertai hasrat untuk menemukan solusi, saya jadi kecanduan mencari informasi. Tidak cuma majalah online (yang gratis tentunya) seperti Medium, Forbess, berbagai Blog Post, hingga audio podcast dan TED Talk.

Sampai suatu hari saat menunggu sebuah video youtube tentang digital marketing, sebuah iklan melintas. Biasanya saya selalu klik skip, dan melanjutkan pada video yang ingin saya tonton. Tapi entah kenapa, kali ini tidak. Saya tetap melanjutkan, hingga iklan itu selesai dan saya bahkan mengklik call button di akhir video.

Video tersebut menayangkan Vishen Lakhiani bercerita tentang Masterclass terbarunya di Mindvalley University yang bertajuk Bending Reality. Sebagai seorang realis yang cenderung skeptis, saya merasa kurang menyukai apa yang disampaikan Vishen. Terlalu dreamy, terlalu berangan-angan. Bagaimana mungkin mengubah realita hanya dengan berandai-andai. Jika benar begitu, saat ini saya pasti sudah jadi pendekar sejuta umat seperti angan-angan masa kecil saya  sebagai penggemar kisah pendekar.

Namun, entah karena keinginan untuk mengubah realita hidup saya yang begitu besar atau mungkin karena sedikit banyaknya ada kebenaran dari pembicaraan Vishen, akhirnya saya malah mendaftar di Masterclass Vishen dan mengikuti kuliahnya dengan serius selama kurang lebih 90 menit. Sampai di titik itu, saya masih agak skeptis. Namun karena secara tidak langsung saya sudah mendaftar di Mindvalley University (dengan mengikuti salah satu masterclass), saya rutin mendapatkan email marketing mereka. Masterclass kedua yang kemudian saya ikuti adalah dari hypno therapyst Marisa Peer. Kali ini tentang Rapid Transformation Theraphy. Bagi saya ini lebih masuk akal, karena pada dasarnya kita “mengelabui otak” untuk memaksimalkan positivity dalam hidup.

Setelah sesi dengan Marisa, saya semakin tertarik dengan Mindvalley, dan akhirnya saya subscribed pada channel youtube Mindvalley Talks. Pada dasarnya channel ini berisi materi pada Awesomeness Festival a.k.a AFest, yang diadakan oleh Mindvalley setiap 6 bulan sekali. Salah satu video menayangkan Jim Kwik yang bercerita tentang bagaimana memaksimalkan potensi otak dan memory.

Singkat cerita, saya selalu mencari video/audio kuliah mereka. Saya beruntung menemukan channel podcast KwikLearning oleh Jim Kwik. Bisa diakses di youtube, itunes, dan google podcast. Sedikit demi sedikit skeptimism saya berkurang, saya semakin rajin belajar dan memperkaya diri. Tak hanya dari Marisa dan Jim, tapi dari hampir semua Mentor di Mindvalley, diantaranya: Vishen Lakhiani, Christina Lakhiani, Regan Hillyer, Christy Mary Sheldon, dll. Setiap apa yang saya pelajari, saya coba terapkan dalam keseharian saya.

Hasilnya? To soon to tell sebenarnya. Cuma yang saya rasakan, saya lebih mudah mengontrol emosi, lebih mudah mengontrol pikiran negatif, dan lebih rileks. Hari ini, smartphone saya satu-satunya jatuh kecemplung toilet. Respon pertama saya “oh jatuh”, dan kemudian saya ambil lagi tanpa panik. Saya coba keringkan, dan kembali ke meja dengan hp rusak. “I dropped my phone, it fell down to the toilet”, begitu penjelasan singkat saya ketika teman sejawat bertanya. Sampai saat ini, hp masih rusak tapi saya tetap merasa rileks. Bukan karena saya bisa dengan mudah beli lagi ya, untuk memperbaiki saja saya ga punya budget. I am more broke than ever, but I am more relax than ever too. Ada sedikit rasa syukur menyelinap di relung hati, mungkin saatnya istirahat dari sosial media.

Jadi begitulah cerita singkat seorang skeptis realis ketika dipaksa melihat lebih jauh ke dalam dirinya. Diawal saya tuliskan saya sempat mempertanyakan pertolongan Tuhan, mungkin inilah jawabannya. Bahwa melihat ke dalam diri, mengenal diri jauh lebih penting sebelum memikirkan kesuksesan duniawi.

And btw, so sorry saya meninggalkan blog ini selama setahun penuh (2018, please forgive me). Saya berjanji akan lebih sering menulis di tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya, dan berbagi hal-hal positif 🙂

Menulis ulang teknik-teknik brain power Jim Kwik sepertinya ide menarik, tapi akan saya tuliskan dalam bahasa Indonesia karena aslinya podcast/video semuanya in english. Gimana menurut kalian? And thanks for reading 🙂